Rabu, 29 September 2010

Produksi Terus Turun, BOB Pertamina-BSP Sering Dimarahi BP Migas

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) merasa kecewa pada performa Badan Operasi Bersama (BOB) Pertamina Hulu dan PT Bumi Siak Pusako (BSP) terkait terus menurunnya produksi minyak di Coastal Plains Pekanbaru (CPP) Block. Saat dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) produknya mencapai 70 ribu barel sehari, kini melorot pada titik terendah, hanya 17.000 barel per hari. "Untuk kinerja BOB Pertamina Hulu dan PT BSP, terus terang kami kecewa. Mereka terus gagal mempertahankan produksi, apa lagi untuk meningkatkannya," keluh Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro, seperti dikutip dari riauterkini, Jumat (3/9).
Dikatakan Elan, kepada BP Migas pihak BOB mengajukan target produksi 22.100 barel sehari, namun faktanya targetnya tersebut hanya mampu direalisasikan 80 persen atau hanya sekitar 17.000 barel sehari. Kondisi ini akan berdampak pada pengajuan anggaran dari BOB tahun depan.
"Karena mereka gagal memenuhi target produksi tahun ini, maka pengajuan bagjed anggaran tahun depan tidak akan kami setujui seluruhnya. Hanya sekitar 80 persennya," tegas Elan.
Terkait dengan penurunan produksi minyak di CPP Block, Elan mengatakan, bahwa BP Migas sudah berulang kali memanggil pihak BOB. "Kami sudah sering memanggil BOB dan memarahinya, tetapi itulah, terus saja tak mampu menjaga performa," keluhnya lagi.
Terus menurunnya produksi minyak di CPP Block, lanjut Elan disebabkan karena BOB sangat pelit dalam berinvestasi, baik untuk menambah teknologi pengeboran maupun dalam melakukan eksplorasi. Kondisi itu menyebabkan tidak ada cadangan minyak baru yang bisa diproduksi BOB. "Mereka itu (BOB, red) bisa dikatakan memanen saja, sementara tidak pernah menanam bibit baru," sindirnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan BP Migas mengkaji ulang kontrak karya dengan BOB terkait kinerja yang buruk, Elan menepis kemungkinan sejauh itu. "Belum sampai sejauh itu, tetapi akan terus kita tegur," jelasnya.
Bagaimana kalau CPP Blok ini kembali dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) apa jadinya kawan-kawan? Beranaikah Pemda Siak mengambil kebijakan ini??? Kami tunggu langkah selanjutnya dari pemimpin Siak ke depan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar